Page 59 - Al Ashri edisi 44
P. 59
OPINI
perut dari makanan haram dan tidak berlebihan Dalam konteks ini, proses pembelajaran ilmu
memakan makanan, tidak berlebihan dalam tidur, menjunjung tinggi otoritas. Guru, dalam kitab
serta sedikit bicara. Ta’lum al-Muta’allim, merupakan sentral dalam
Sedangkan yang dimaksud metode istifadah proses belajar-mengajar. Yakni menggabungkan
adalah guru menyampaikan ilmu dan hikmah, empat tugas secara integral, yakni uswah (contoh),
menjelaskan perbedaan antara yang haq dan batil mursyid (pembimbing), muraqib (pengawas).
dengan penyampaian yang baik sehingga murid Melaksanakan empat komponen tugas tersebut
dapat menyerap faidah yang disampaikan guru. merupakan bentuk dari hubungan ruhiyah
Seorang murid dianjurkan untuk mencatat sesuatu antara guru dan murid. Dalam pendidikan Islam,
yang lebih baik selama ia mendengarkan faidah dari hubungan ruhiyah itu harus untuk mempermudah
guru sampai ia mendapatkan keutamaan dari guru. proses internalisasi nilai adab ke dalam jiwa murid.
Nilai batiniyah berikutnya adalah tawakkal Guru harus berperan membersihkan hati
dalam mencari ilmu. Guru harus menanam murid, mengharahkan dan mengiringi hati nurani
secara kuat dalam jiwa murid untuk bersikap murid untuk mendekatkan diri kepada Allah
tawakal selama mencari ilmu dan tidak sibuk dan mencari ridha-Nya. Guru juga harus pandai
dalam mendapatkan duniawai. Sebab, menurut memberi prioritas pengajaran. Ilmu mana yang
al-Zarnuji, kesibukan lebih dalam mendapatkan harus didahulukan dan diakhirkan beserta ukuran-
duniawi dapat menjadi halangan untuk berakhlak ukuran yang sesuai.
mulia serta merusakkan hati. Berkaitan dengan itu, seorang murid harus
Sebaliknya, baik guru maupun murid harus memiliki sifat iffah (menjaga diri dan menunjukkan
menyibukkan dengan urusan ukhrawi. Sebab harga diri) dan sabar menerima bimbingan guru.
pada hakikatnya kehidupan itu adalah dari Allah Dalam menuntut ilmu, hendaknya murid harus cinta
dan untuk Allah, maka seorang siswa itu haru siap ilmu dan gurunya, hormat pada guru, menyayangi
dengan segala konsekuensi kehidupan. sesama penuntut ilmu, memanfaatkan waktu untuk
Hubungan Guru-Murid menambah ilmu.Jadi guru harus dijadikan kaca.
Selain menjelaskan metode dalam pembentukan Nilai-nilai adab dalam kitab ini bisa menjadi solusi
jiwa beradab, kitab Ta’lim al-Muta’allim yang tepat dalam model pendidikan karakter. Bahwa,
menjelaskan rumusan hubungan guru dan murid pendidikan karakter itu harus berorientasi pada nilai
yang baik dan harmonis. Pola hubungan yang adab. Pendidikan akhlak yang ada dalam kitab Ta’lim
harmonis antara guru dan murid menjadi faktor al-Muta’allim memiliki nuansa pendidikan ruhiyah
suksesnya internalisasi adab ke dalam jiwa murid. yang mengedepankan etika rabbaniyah.
Relasi guru dan murid harus berdasarkan sifat-sifat
tawadhu’, sabar, ikhlas, dan saling menghormati. Selamat Hari Pendidikan Nasional
edisi 44isi 44 57
ed