Page 72 - Al Ashri edisi 44
P. 72
LAPORAN khusus
Stasiun Kallang. Dari bandara kami naik MRT menuju Joo Koon dan turun di Stasiun Bugis.
menuju Tanah Merah melewati dua stasiun. Dari Stasiun Bugis kami harus berganti jalur, yaitu
Di Stasiun Tanah Merah, kami berganti kereta Downton Line menuju ke China Town dan turun
untuk tujuan Stasiun Kallang. Di Stasiun Kallang di Stasiun Bayfront. Dari sini kami keluar melalui
kami keluar melalui exit A, untuk selanjutnya exit B, mengikuti Underground Linkway (Jalur
rombongan berjalan kaki menuju hotel. Lumayan Bawah Tanah) lalu keluar dan menyeberang ke
agak jauh. Tapi kami betul-betul menikmati Dragonfly Bridge. Pemandangan di Dragonfly
petualangan ini. Studi banding dengan cara Bridge sungguh menakjubkan. Ada gedung kembar
backpacker ini sungguh menyenangkan. Dengan yang menyangga taman menyerupai perahu. Itulah
leluasa kami bisa melihat kondisi lalu lintas di Skypark atau Taman Langit. Segera saja kami
Singapore, yang konon katanya sangat tertib, menyapu pandangan ke sekeliling lokasi. Lagi-lagi
jauh dari kemacetan. kami disuguhi panorama indah, yaitu jembatan yang
Pasilitas MRT (Mass Rapid Transportation) melintas di sungai berair bersih, tak ada sepotong
mengundang decak kagum saya. Susana ramai, sampah pun di sana. Sepasang patung capung seolah
lantai bersih, ruangan nyaman, terkesan sangat sedang bercengkrama, terbang di atas air. Sambil
modern berdinding kaca. Di Singapore para calon mata tak bosan-bosan melihat panorama sekeliling,
penumpang membeli karcis dengan cara top up kami bergerak melintasi Dragonfly Bridge, menuju
mandiri di mesin anjungan berbentuk ATM. Stasiun Garden By the Bay (Bay Central).
MRT juga dilengkapi dengan escalator da nada pula Belum puas rasanya menikmati keindahan
tangga biasa. di lokasi ini, kami harus melanjutkan ke China
Keluar dari exit A, rombongan berjalan kaki Town. Rasanya belum afdol bila datang ke
menuju hotel. Suasana jalan raya tidak terlalu ramai, Singapore tidak mengunjungi lokasi belanja yang
sementara mobil-mobil bergerak lancar di jalan raya konon katanya murah-murah harganya. Beraneka
yang lebar dan bersih. Ketika lampu merah menyala, barang souvenir khas Singapore bisa kita jumpai di
kendaraan berhenti di belakang garis putih. Tidak sini. Tas kain lucu bergambar ikon-ikon Singapore
satu pun kendaraan yang mencoba menerobos lampu dipatok dengan harga S$10 (Rp 100.000,00)
merah, walalupun di sana tidak ada kendaraan yang untuk 5 peace. Di lokasi ini para peserta sibuk
melintas dan tidak polisi yang mengawasi mereka. Di mencari berbagai pernak-pernik khas Singapore.
setiap zebra cross ada tombol untuk para pejalan kaki Dan sebagian ada juga yang berbelanja sampai ke
yang ingin segera menyeberang. Begitu tertib. Hak- Musatafa Centre.
hak pejalan kaki betul-betul dihargai oleh pemerintah
dan pengguna jalan lain. Kurang lebih 20 menit Al Juneid
berjalan kaki, akhirnya rombongan tiba di hotel. Pada hari kedua, Selasa, 5 April 2016, peserta
Editrip melakukan kunjungan ke Madrasah Al Juneid.
City Tour ke Garden By The Bay dan China Town Madrasah ini telah berdiri cukup lama, yakni sejak
Pukul 07.30 waktu Singapur kami mengadakan tahun 1941, berawal dari wakaf seorang dermawan
city tour. Rombongan keluar dari hotel dan berjalan Singapur keturunan Arab. Madarsah Al Juneid ini
kaki kembali menuju Stasiun Kallang naik MRT mengelola sekolah setingkat SMP dan SMA.
70 edisi 44isi 44
ed